Thursday, August 7, 2008

Tusukan Debar

Telah tergenggam hasrat murni
dalam gementar ngalir tusukan debar
pada jabat tangan dingin
menjalar dari uratsaraf menerjah ke uluhati
tusukan itu terus melengkar ke ruangfikir
pada ijabkabul pertama. nafas seakan terhenti,
dari goncangan erat itu tergetar hingga lidah terkunci
kelu tak terucap hanya dada sebak dalam gemuruh
darah memuncak menyusur di mata cinta dan
lafaz keramat itu terlerai jua pada sekian kalinya:
~ aku terima nikahnya seorang Dewi, dengan
belanja mas kahwin sebuah keikhlasan dan cinta.
lalu terhapus lahar gementar dari tusukan debar itu
dan pendalaman jiwa kembali ke dasar tenang
mesra terjalin indah diakui anggukan saksi
dan seluruh kerabat kasih bahagia merestui

Kini bermula sebuah jihad bernama amanah
di gerbangkasih terpampang bunga ujian
di kamar kerelaan dan ketulusan
dalam lingkaran seribu warna cinta
namun ada yang lebih dahsyat
dari bisik kasih itu pada pada halusnya
sindir wali bersahaja penuh tafsiran:
~ bebaskan anak perempuanku dari api neraka
dan pengantin lelaki tercabar dalam cair lidah
penuh ikhlas sopan merungkai benang persoaalan :
~ sudahku sediakan sebuah kitab suci: Al-Quran!
kepuasan di wajah tanda yakin penuh barkah
dan tanggungjawab terpindah sudah!

ONN ABDULLAH,
Antologi Istana Kasih,
2005

No comments: